Hubungi Kami
Dengan WhatsApp

Yan Nugroho Ecosystem Manager

Darurat! 68 Juta Orang Indonesia Alami Obesitas

May 27, 2022

Saat ini, Indonesia darurat obesitas dimana jumlah penderitanya semakin meningkat dan usia penderitanya semakin muda. Berdasarkan data dari Kemenkes, satu dari tiga orang dewasa atau 68 juta orang Indonesia mengalami obesitas akibat pola makan tidak sehat, seperti mengonsumsi makanan tinggi garam, rendahnya mengonsumsi makanan berserat, serta kebiasaan minum-minuman beralkohol (merdeka.com, 2020).

Selain pola makan yang tidak sehat, kurangnya aktivitas fisik juga menjadi penyebab obesitas. Dimana para peneliti dari Universitas Stanford, Amerika Serikat menyatakan bahwa Indonesia menempati peringkat pertama sebagai negara paling malas berjalan kaki di seluruh dunia. Sebagian besar orang Indonesia hanya aktif berjalan 3.513 langkah. Tentu angka ini sangat jauh jika dibandingkan dengan masyarakat Hongkong yang berjalan kaki sebanyak 6.880 langkah perharinya. Tak heran, bila tingkat obesitas di Indonesia lebih tinggi dibanding negara lain (internasional.kompas.com, 2017).

Mengenal Obesitas

Mengutip buku “Diet Tanpa Pantangan”, adanya ketidakseimbangan antara asupan dan pengeluaran energi bisa menyebabkan berat badan berlebih atau overweight, dan jika tidak segera ditangani maka dapat masuk ke tingkat yang lebih parah yaitu obesitas. Pada umumnya, metode yang digunakan dalam mengukur tingkat obesitas adalah Indeks Massa Tubuh (IMT). Metode ini dilakukan dengan cara menghitung berat badan (BB) yang dibagi dengan tinggi badan.

Berikut klasifikasi obesitas seseorang yang sesuai dengan perhitungan IMT.

Klasifikasi IMT
Berat badan kurang (Underweight) <18,5
Berat badan normal 18,5 - 22,9
Kelebihan berat badan (Overweight) dengan risiko 23 - 24,9
Obesitas I 25 - 29,9 
Obesitas II >=30

Sumber: WHO Western Pacific Region (2000)

Melalui Health Seminar KlikDNA, dokter spesialis gizi klinik, dr. Larry Tumalun, M.Gizi, Sp. GK menyatakan bahwa pada beberapa kasus, seseorang yang mengalami obesitas adalah mereka yang memiliki berat badan normal, biasanya dikenal Thin Outside Fat Inside (TOFI). Karena itulah selain perhitungan IMT, dibutuhkan juga pengecekan komposisi tubuh untuk mengetahui persentase komposisi otot, lemak, cairan, dan lainnya.

Obesitas, Sumber Penyakit Kronis

Biasanya penderita obesitas memiliki dua permasalahan, diantaranya psikososial dan masalah kesehatan. Penelitian telah menunjukkan bahwa secara psikososial, obesitas dapat menjadikan seseorang tidak percaya diri dan memiliki fleksibilitas gerak yang rendah sehingga produktivitas seseorang akan menurun. 

Sedangkan, secara kesehatan, obesitas dapat meningkatkan risiko terkena berbagai penyakit kronis. Penyebabnya karena tingkat hormonal yang tidak seimbang, terjadinya penumpukan jaringan lemak, sensitivitas sel tubuh terhadap insulin berkurang, hingga memicu peningkatan kadar kolesterol dalam darah. 

Data dari Center for Disease Control and Prevention (CDC) mengungkapkan obesitas dapat meningkatkan risiko diabetes melitus tipe 2, penyakit jantung koroner, kanker payudara, gangguan menstruasi, tekanan darah tinggi, stroke, penyakit hati dan saluran empedu, hingga infertilitas (gangguan kesuburan). 

Cegah Kegemukan Sesuai Gen

Setiap orang berisiko mengalami obesitas, terutama Anda yang memiliki gaya hidup tidak sehat, rendahnya aktivitas fisik, jarang berolahraga, pola makan tidak tepat, dan adanya faktor genetik. Menurut Kementrian Kesehatan RI (2020), bila salah satu orang tua Anda menderita obesitas maka risiko terkena obesitas meningkat 40% - 50%. Jika kedua orang tua Anda menderita obesitas maka tingkat risikonya menjadi lebih tinggi. yaitu mencapai 70% - 80%.

Tentunya ada banyak cara untuk mengetahui risiko obesitas dimana salah satunya dengan tes DNA. Dari tes DNA inilah Anda dapat mengetahui profil DNA guna mencegah terjadinya obesitas sejak dini. Dimana tindakan pencegahan yang dapat dilakukan adalah menjalankan pola diet sesuai profil DNA Anda. 

Hal ini dikarenakan kebutuhan dan respons nutrisi setiap orang berbeda-beda. Sebagai contoh, Anda memiliki variasi tertentu pada gen FTO yang berisiko tinggi mengalami obesitas. Anda juga mempunyai gen FABP2 Alel A yang berarti sangat sensitif terhadap karbohidrat. Sehingga berat badan Anda akan cepat naik ketika mengonsumsi karbohidrat sederhana.

Meski begitu, ada beberapa orang yang berat badannya tidak naik meski mengonsumsi karbohidrat dalam jumlah tertentu. Inilah mengapa variasi genetik akan mempengaruhi pola diet Anda. Bila pola diet yang Anda jalankan tepat maka berbagai masalah kesehatan bisa diatasi dengan sangat baik. Salah satu rekomendasi diet terbaik sesuai genetik Anda adalah Genomic Diet.

Baca juga: Genomic Diet Sehatkan Tubuh dan Membantu Capai Berat Badan Ideal

Untuk mengikuti Genomic Diet, Anda hanya perlu mengetahui profil genetik Anda yang mana caranya sangat mudah. Pasalnya, KlikDNA telah menyediakan alat pengambilan sampel DNA, yaitu DNA Key yang dapat digunakan secara mandiri. Jika tertarik, silakan hubungi customer support KlikDNA di nomor 0816307362 atau melalui email kami di support@klikdna.com.

Mulailah Genomic Diet Anda dan dapatkan tubuh sehat ideal seumur hidup!